TIMPHAN, KUE KEBANGGAAN ORANG ACEH
"Jangan mengaku pernah ke Aceh kalau belum mecicipi timphannya". Itu tagline yang diberikan orang Aceh untuk pendatang yang berkunjung ke Aceh. Dari sekian banyak jenis kue dari Aceh, memang timphan yang paling populer. Kue ini juga cukup bergengsi karena tidak dibuat setiap hari, biasanya ada di hari raya atau acara- acara pesta seperti perkawinan, sunatan, dan acara-acara adat. Karena mempunyai penampilan dan rasa yang khas, timphan ini juga disukai oleh orang-,orang dari daerah lain.
Kue berbungkus daun pisang ini selalu tampil cantik karena menggunakan daun pisang muda yang masih pucuk sehingga warnanya hijau muda kekuningan. Teksturnya lembut, rasanya merupakan perpaduan dari gurihnya santan dan tepung ketan yang berpadu dengan manisnya pisang raja.Itu baru kulitnya, sedangkan isinya disebut srikaya, yang berbahan telur, gula dan santan kental. Warna hijau alami pada isi timphan didapat dari perasan daun pandan dan daun suji.
Selain pisang raja, kulit timphan bisa juga dibuat dari nangka atau labu kuning (waluh). Isi timphan juga selain menggunakan srikaya, bisa juga menggunakan unti, yaitu kelapa agak muda yang diparut lalu dimasak dengan gula. Di keluarga besar orang tua saya yang asli Aceh, timphan ini cukup sering dibuat dan resepnya diturunkan ke anak cucu. Walaupun resep timphan bisa didapat dengan mudah di cookpad dengan berbagai versi, mungkin teman-teman tertarik untuk mencoba resep andalan keluarga saya yang sudah teruji dan timphannya sering dipesan dari waktu ke waktu (sekalian promo).
Langsung simak resepnya yaaa...
Langsung simak resepnya yaaa...
TIMPHAN ISI SRIKAYA
Bahan kulit :
10 buah pisang raja yang tua dan matang (350 gr setelah dikupas)
200 cc santan kental
225 gr tepung ketan
Garam secukupnya
30 lembar daun pisang muda (pucuk) ukuran 15 x 15 cm
1 lembar plastik bening seukuran daun pisang
50 gr margarine atau 50 cc minyak goreng (saya menggunakan margarine)
1 buah piring makan dari beling
200 cc santan kental
225 gr tepung ketan
Garam secukupnya
30 lembar daun pisang muda (pucuk) ukuran 15 x 15 cm
1 lembar plastik bening seukuran daun pisang
50 gr margarine atau 50 cc minyak goreng (saya menggunakan margarine)
1 buah piring makan dari beling
Bahan isi (srikaya) :
3 butir telur
175 cc santan kental matang
150 gr gula pasir
4 lbr daun pandan
4 lbr daun suji
¼ sdt adas manis halus
½ sdm terigu
Garam secukupnya
175 cc santan kental matang
150 gr gula pasir
4 lbr daun pandan
4 lbr daun suji
¼ sdt adas manis halus
½ sdm terigu
Garam secukupnya
Cara membuat :
Buat isinya lebih dahulu. Potong-potong daun pandan dan suji lalu tumbuk kasar-kasar, tambahkan sebagian santan, peras dan saring. Bisa juga diblender dengan santan kental. Blender sebentar saja supaya daun tidak terlalu halus dan menjadi pahit. Peras santan yang sudah hijau, ukur kembali menjadi 175 cc. Cairkan terigu dengan sebagian santan lalu campurkan dengan seluruh santan. Tambahkan garam, aduk rata.
Kocok telur dengan gula sampai gula hancur, tambahkan santan hijau, adas manis halus dan garam. Kocok lagi sampai tercampur. Masukkan kedalam wadah plastik atau loyang lalu kukus sampai matang. Biarkan sampai dingin. Aduk-aduk dengan sendok supaya mudah diambil, jangan terlalu hancur.
Potong-potong pisang menjadi 2 bagian, campurkan dengan santan dan garam. Masak sambil diaduk-aduk sampai pisang menjadi matang. Angkat dan dinginkan. Pindahkan ke dalam wadah yang besar, haluskan pisang (saya menggunakan batu ulekan yang dibungkus plastik). Masukkan tepung ketan sedikit demi sedikit. Uleni dengan tangan sampai bisa dibentuk. Jika terasa sudah pas maka tepung ketan tidak perlu dihabiskan. Adonan kulit timphan ini seharusnya memang agak lembek supaya lembut jika sudah matang. Bulat-bulatkan adonan kira-kira sebesar jeruk nipis ukuran kecil.
Ambil selembar daun, olesi dengan margarine atau minyak goreng ke seluruh bagian tengah daun. Letakkan sebuah bulatan adonan, lalu selembar platik bening diatasnya. Ambil piring makan, letakkan diatas plastik, tekan dengan kedua tangan sehingga adonan menjadi pipih agak tipis, lalu angkat piring dan plastiknya. Sendokkan adonan isi srikaya kira kira 1 sdm penuh, ratakan memanjang. Tutup kembali kulit timphan sampai seluruh isi tertutup. Bungkus dan rapikan daun sambil dipadatkan.
Timphan ini berbentuk bulat panjang, tidak pipih seperti kue pisang. Ukuran panjangnya adalah 8 - 10 cm dan lebarnya kira-kira 2 cm. Kukus timphan selama 10 menit, jika terlalu lama akan membuat daunnya agak keriting. Jika sudah matang semua, bersihkan satu persatu dengan serbet, tata dalam piring dengan daun dibiarkan panjang tidak dilupat.
Bagi teman-teman yang tertarik untuk mencoba resep ini, harus mempersiapkan daun pisang mudanya yang tidak ada di semua pasar. Untuk Jakarta bisa didapat di Pasar Minggu atau Pasar Senen. Kalau ada yang belum jelas dari resep ini silakan tulis di bagian komen, akan saya jawab sejelas-jelasnya. Kalau ada yang tertarik untuk mencicipi tapi malas membuatnya, boleh pesan sama saya, hahaha.....(ketahuan deh maksudnya).

Komentar
Posting Komentar