2 Berita Sedih Hari Ini
.
.
1. Berita Pertama
.
.
Salah satu artikel di harian Warta Kota hari ini sangat membuat kita sedih, judulnya adalah, "Tolak Buka Hijab, Didiskualifikasi." Isinya tentang seorang atlet judo tuna netra Indonesia yang bernama Miftahul Jannah (Miftah), 21 tahun, yang didiskualifikasi saat akan bertarung di Asian Para Games 2018. Sebabnya adalah karena tidak mau melepas hijab.
Miftah dijadwalkan bertanding Senin (8/10) kemarin di nomor 52 kg kategori low vision, berhadapan dengan Judoka Mongolia, Oyun Gantulga. Saat akan memasuki area matras, ia diminta untuk melepas hijab. Karena menolak, ia didiskualifikasi.
Menurut penanggung jawab judo Asian Para Games, Ahmad Babar, larangan memakai hijab ini ada dalam peraturan dari Federasi Olahraga Buta Internasional (IBSA). Peraturan ini dibuat demi keselamatan atlet. Atlet yang memakai hijab berpotensi dimanfaatkan lawan untuk mencekik leher dan itu bisa berakibat fatal.
Lebih lanjut Ahmad Babar mengatakan bahwa aturan ini dibuat bukan untuk mendiskriminasi kaum muslimah tetapi murni untuk keselamatan atlet. Ia juga mengatakan bahwa dalam olahraga judo ada yang disebut teknik bawah dan hijab akan mengganggu.
Apa reaksi dari Miftahul Jannah ? Ia tetap pada pendiriannya. "Apapun resikonya, tetap saya tidak akan buka hijab," kata Miftah. Sedihkah dia ? Tentu saja. Dia sudah melewati 10 bulan rangkaian latihan sampai tangannya retak dan sempat tidak bisa digerakkan.
Miftah berharap ada perubahan aturan yang membolehkan atlet memakai hijab di cabang blind judo. "Ini kan privasi, menutup aurat itu jangan ada yang larang," kata Miftah. Dia juga mendapat informasi bahwa pelarangan hijab itu karena dianggap sama seperti alat pelindung kepala seperti dekker.
Ketua National Paralympic Committee (NPC) mengaku bersalah dan meminta maaf karena keteledoran panitia hal ini bisa terjadi.
Kejadian diatas membuat kita sangat prihatin. Bukan karena kita kasihan karena Miftah adalah seorang penyandang disabilitas, toh mereka juga tidak mau dikasihani. Kita prihatin karena setelah latihan keras selama 10 bulan, ia tidak bisa bertanding.
Peraturan pelarangan memakai tutup kepala itu sudah ada sejak lama, apakah Miftah tidak tahu ? Pertanyaan besarnya lagi adalah, kenapa semua orang di dalam tim blind judo itu tidak ada yang tahu ? Kenapa Miftah di PHP dengan membiarkannya terus ikut berlatih ? Bukankah mudah saja memberi tahu Miftah tentang adanya peraturan itu sejak awal ?
.
Sungguh aneh. Apakah mereka berpikir, "Ah, biar saja Miftah berlatih terus. Nanti saat mau bertanding, tinggal disuruh melepas kerudungnya." Kita bangga dengan sikap Miftah. Dia tidak mau menggadaikan keyakinannya demi sebuah medali dan bonus menggiurkan. Dia juga tidak menuntut apa-apa meskipun telah diperlakukan dengan sangat tidak adil.
.
Sungguh aneh. Apakah mereka berpikir, "Ah, biar saja Miftah berlatih terus. Nanti saat mau bertanding, tinggal disuruh melepas kerudungnya." Kita bangga dengan sikap Miftah. Dia tidak mau menggadaikan keyakinannya demi sebuah medali dan bonus menggiurkan. Dia juga tidak menuntut apa-apa meskipun telah diperlakukan dengan sangat tidak adil.
Semoga kejadian yang dialami Miftah tidak pernah terulang lagi dan semoga Allah membalas kesabaran Miftah dengan kebaikan yang berlipat ganda.
.
.
2. Berita Kedua
.
.
Berita sedih yang kedua sebenarnya bukan baru saja terjadi, tetapi sudah beberapa waktu lalu, tepatnya tanggal 26 September 2018. Judul artikel dari BBC News ini adalah, "Harimau Sumatera Mati Terjerat Dalam Kondisi Hamil, Dua Bayinya Ikut Mati." Kejadiannya di Muara Lembu, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau.
Pihak berwenang memastikan dua bayi harimau yang dikandungnya yaitu jantan dan betina, tidak dapat diselamatkan. Padahal, struktur tubuh bayi harimau tersebut sudah lengkap. Kukunya ada lima dan giginya sudah siap untuk menyusui. Menurut dokter Dita yang melakukan nekropsi, harimau itu diperkirakan akan melahirkan dalam sepuluh hari ke depan.
Harimau Sumatera ini ditemukan tewas terjerat kabel sling yang dipasang warga untuk menjerat hama babi.
Dari lokasi awal harimau ini terperangkap jeratan ke tepi jurang tempat dia ditemukan mati, jaraknya sekitar 100 meter. Diperkirakan harimau tersebut berhasil meloloskan diri dari jerat, namun tali jerat tersangkut di semak belukar, dan membelit pinggangnya sehingga menggantung di tepi jurang.
Saat ini pihak kepolisian Riau telah berhasil menangkap orang yang memasang jerat yang menewaskan harimau tersebut. Menurut pengakuan orang itu, ia memasang jerat untuk menangkap hama babi.
Sangat menyedihkan membaca berita ini. Disaat para aktivis penyayang binatang binatang berusaha dengan segala cara untuk menyelamatkan harimau Sumatera yang populasinya sudah semakin langka, ada segelintir orang yang tidak bertanggung jawab yang bertindak semaunya.
Pihak berwenang sudah berulang kali melarang warga untuk menangkap babi dengan memasang jerat di hutan-hutan yang merupakan habitat hewan-hewan langka seperti haimau Sumatera. Sudah sering juga petugas menemukan bangkai harimau yang sudah tidak utuh lagi karena sudah dikuliti dan diambil beberapa bagian tubuhnya untuk diperjual belikan.
Sungguh tindakan yang sangat biadab dan tidak terpuji dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Di Lampung juga sering ditemukan gajah dalam keadaan tak bernyawa dan gadingnya sudah diambil.
Sampai kapan hal-hal seperti ini akan terus terjadi ? Dibutuhkan usaha keras dan terus-menerus dari pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk mengatasinya. Mungkin dengan mengedukasi warga dengan berbagai cara atau memberikan sanksi yang keras untuk pelaku kejahatà n ini.
Kasihan sekali harimau Sumateranya? Padahal itu hewan sangat langka
BalasHapusIya, saya juga sedih banget bacanya. Mustinya hukuman buat yang pasang jerat harus lebih berat, biar pada kapok.
HapusAku sedih jadinya
BalasHapusIya. Kasihan banget.
HapusKasihan hatimaunya, nggak kebayang rasanya tersiksa hingga mati.
BalasHapusjadi sedih bacanya...
BalasHapusbeneran, itu cerita menjadi kisah yang paling diingat. dan sempat viral.
BalasHapusManusia tdk berperasaan, membunuh makhluk tdk berdaya. Membunuh lgs 3 harimau.
BalasHapusPasti ada balasan terbaik & keberkahan dari Allah untuk Miftahul Jannah 💖
BalasHapusTentang Miftah, setau saya peraturan udah dishare kan ke semua pelatih dan offisial negara2 peserta. Judo memang berbeda dg pencak silat. Kalo pencak silat melarang leher dan wajah kena serangan. Sedangkan pada judo diperbolehkan. Jadi sebenarnya bukan diskriminasi. Iya, kurang sosialisasi dr tim nya Miftah, mungkin. Tapi salut dg prinsip dia. Insya Allah masih tetap bisa berprestasi di bidang lainnya, yaitu catur yg sebelumnya jd cabornya.
BalasHapusDan ttg harimau sumatera, so sad :( hewan ini semakin langka saja jadinya.
Kasihan harimaunya. Lagi hamil pula 😢
BalasHapusSemakin habis hewan langka Indonesia ☹
BalasHapusjadi sedih baca beritanya, salut buat MIftah yang teguh dengan pendiriannya.
BalasHapusKasihan sekali harimaunya apalagi dalam kondisi hamil... :(
BalasHapusBerita no 2 sedih banget:(
BalasHapusDuh jadiin ikutan sedih. Harimaunya mati dalam kondisi hamil :(
BalasHapus