Mpok Leha sedang galau. Mikirin apa lagi kalau bukan kelakuan suaminya, Bang Mugeni. Sudah sebulan ini kelakuan Bang Mugeni berubah. Menunjukkan gejala-gejala yang mirip dengan yang dibaca Mpok Leha dalam artikel "10 tanda-tanda suami selingkuh".
Setiap pulang kerja hampir selalu tengah malam, begitu datang langsung wangi breng-brengan. Sejak itu setiap mau mencuci baju Bang Mugeni. Mpok Leha selalu menggeledah seluruh isi kantong baju dan celananya, berharap bisa menemukan petunjuk berikutnya.
Selama lima tahun mereka menikah dan mempunyai dua orang anak, Bang Mugeni belum pernah macam-macam.. Walaupun penghasilannya sebagai supir angkot selalu pas-pasan, hidup mereka baik-baik saja. Hanya beberapa bulan belakangan ini suaminya sering mengeluh bahwa penghasilannya sudah banyak berkurang karena penumpangnya beralih menggunakan ojek online. Ia ingin mencari pekerjaan sampingan tapi tidak punya keahlian apa-apa selain menyetir mobil.
Sebulan ini ia sudah berhenti mengeluhkan penghasilannya tetapi kelakuannya menjadi aneh. Biasanya paling lambat jam 9 malam ia sudah pulang ke rumah, tetapi sekarang ia selalu sampai di rumah larut malam, bahkan kadang-kadang menjelang subuh.
Pakaian yang dipakainya setiap hari masih tidak berubah, tapi setiap ia pulang selalu tercium bau minyak wangi perempuan, di bajunya juga pernah ada bekas lipstik yang menempel. Ia juga lebih memperhatikan penampilannya, mencukur habis kumis dan cambang di wajahnya sehingga terlihat lebih rapi.
Setiap Mpok Leha bertanya pada Bang Mugeni kemana saja ia pergi sampai larut malam ataupun kenapa bajunya bau minyak wangi, ia tidak pernah mendapat jawaban yang jelas. Suaminya hanya menjawab pendek pendek, jika dipaksa terus ia akan marah-marah. Ia juga kelihatan sangat lelah dan malas menjawab pertanyaan-pertanyaan Mpok Leha.
Karena putus asa tidak mendapat jawaban dari semua kecurigaannya, Mpok Leha mencoba mencari jawabannya sendiri. Diam-diam ia memeriksa ponsel suaminya tetapi tidak menemukan apa-apa yang mencurigakan. Ia juga bertanya kepada teman-teman suaminya sesama supir angkot tapi tidak ada yang tahu kemana suaminya pergi sampai tengah malam.
Mpok Leha tidak kehabisan akal. Ia memutuskan untuk mengikuti suaminya secara diam-diam seperti dalam film detektif yang ditontonnya di televisi. Setelah berhari-hari menyusun rencana, pada malam minggu setelah sholat Isya ia keluar rumah memakai baju hitam, celana hitam, kerudung panjang hitam lalu minta diantar oleh si Juki, tukang ojek pangkalan yang sudah dikenalnya.
Untuk melengkapi aksi detektifnya, ia memakai masker dan helm full face yang menampakkan hanya bagian matanya saja. Ia merasa senang ketika tetangga yang berpapasan di jalan tidak mengenalinya lagi. Tujuan pertama adalah pangkalan angkot yang juga merupakan rumah dari bos angkot tempat suaminya bekerja.
Setibanya disana, ia meminta si Juki untuk memarkir motornya di seberang jalan di bawah pohon yang agak gelap. Setelah hampir setengah jam menunggu ia melihat angkot yang dikemudikan Bang Mugeni memasuki halaman besar rumah bosnya. Tidak sampai sepuluh menit Bang Mugeni terlihat sudah berjalan keluar rumah setelah memarkir angkot dan menyetor penghasilannya. Dilihatnya Bang Mugeni memberhentikan ojek yang lewat dan langsung menaikinya.
Mpok Leha segera naik ke boncengan motor si Juki yang langsung mengikuti ojek yang dinaiki Bang Mugeni. Kedua motor melaju di sepanjang jalan Jakarta yang kebetulan tidak macet. Dari pangkalan angkot di daerah Jatinegara mereka sudah melaju sampai ke Jalan Latuharhari di daerah Menteng.
Tepat di bawah jembatan di dekat Pasar Blora, ojek Bang Mugeni berhenti. Terlihat Bang Mugeni turun dari ojek dan berjalan cepat-cepat menuju ke rel kereta di bawah jembatan dan menghilang disana. Mpok Leha dan si Juki yang selalu menjaga jarak agar tidak terlalu dekat sudah langsung memarkir motor dan berlari ke arah menghilangnya Bang Mugeni, tetapi mereka terlambat dan sudah kehilangan jejak. Apalagi lampu jalan tidak semuanya menyala sehingga suasana menjadi remang-remang.
Setelah beberapa saat mencari di sekitar rel kereta tanpa hasil, dengan putus Mpok Leha dan si Juki kembali ke tempat mereka memarkir motor. Mereka menumpang duduk di bangku milik pedagang rokok disamping kios kecilnya. Lampu hanya menerangi bagian depan kios saja sehingga tempat mereka duduk masih cukup gelap dan sangat cocok untuk melakukan pengintaian. Beberapa wanita dengan dandanan cukup menor dan pakaian sexy terlihat berdiri di bawah jembatan.
Mobil-mobil yang lewat memperlambat jalannya, penumpangnya membuka kaca mobil untuk melihat wanita-wanita itu. Satu dua wanita datang menghampiri mobil yang berhenti kemudian berbicara dengan orang di dalam mobil, entah apa yang mereka bicarakan. Si Juki hampir tidak berkedip melihat pemandangan indah di sekelilingnya, lupa pada tujuan awal datang ke tempat itu.
Mpok Leha juga masih melepaskan lelah sambil menghabiskan minuman yang dibelinya. Wanita yang datang semakin bertambah, beberapa dari mereka saling mengobrol sambil merokok. Mpok Leha memandang ke arah 2 wanita yang berdiri di pinggir jalan sambil mengobrol. Jarak antara mereka berdiri dengan warung rokok tempat-tempat Mpok Leha duduk kurang lebih 5 meter.
Salah satu wanita itu memakai blus jaring-jaring merah dengan celana pendek ketat warna putih, mirip bendera yang akan dikerek. Wanita disebelahnya memakai baju kaos terusan mini yang ketat warna hitam putih motif macan loreng. Tubuh mereka tinggi dan langsing seperti model.
Wajah mereka tidak terlihat jelas karena Mpok Leha hanya bisa melihat dari samping. Sebuah mobil yang baru datang memperlambat jalannya, lampu mobil yang sangat terang menyorot ke arah 2 wanita itu sehingga Mpok Leha bisa melihat wajah mereka dengan jelas. Ternyata................kedua wanita itu adalah waria !!! Ketika Mpok Leha melihat ke wajah si macan loreng, jantungnya terasa akan meloncat keluar. Walaupun dipoles dengan make up tebal dan lipstik merah menyala, ia masih bisa mengenali wajah suaminya, Bang Mugeni !!!!!
_______________________________________
Terima kasih untuk teman-teman yang sudah mau baca cerita humor ini.
Untuk yang punya pengalaman pribadi yang sama atau mirip dengan cerita humor di atas, mohon agat tidak tersinggung karena saya sungguh2 tidak bermaksud untuk nyama2 in.
Komentar
Posting Komentar