Waspadai Predator Anak di Sekitar Kita


BAGIAN I

Saya baru selesai membaca postingan seorang teman yang bercerita dengan berapi-api tentang berita adanya seorang guru Bahasa Indonesia di Jombang yang mencabuli 25 muridnya. Dua hari sebelumnya seorang guru juga mencabuli muridnya di Situbondo.

Tahun lalu di sebuah SMP di Manggarai, Jakarta Selatan juga ada guru Bahasa Inggris yang mencabuli murid-murid perenpuan. Ngeri sekali buat saya, anak-anak saya sekolahnya di sekitar Tebet dan Manggarai.

Lebih parah lagi,  sekarang kejahatan pencabulan itu banyak juga terjadi terhadap anak laki-laki. Dulu kita pikir anak laki-laki cuma harus dilindungi dari bahaya tawuran, rokok dan narkoba. Ternyata bisa jadi korban pencabulan juga.

Banyak sekali himbauan baik di media cetak maupun elektronik yang mengajarkan kita untuk waspada kepada orang-orang yang berpotensi untuk berbuat jahat atau cabul kepada anak-anak. Sebenarnya bukan hanya anak-anak, remajapun masih bisa dikelabui.

Saya punya 3 anak perempuan dan 1 laki-laki. Tanpa mendengar & membaca dari media manapun semua ibu sudah berusaha membentengi anak-anaknya dari predator anak dengan cara mereka sendiri. Masalahnya adalah bagaimana memberi tahu seorang anak kecil tentang kejahatan pencabulan, lebih-lebih pemerkosaan ?

Anak saya ketika berumur 6 tahun mendengar berita di televisi tentang seorang anak yang diperkosa oleh kakek-kakek tetangganya. Karena berkali-kali diberitakan oleh stasiun teve yang berbeda ia jadi bertanya : "Apa sih artinya dipetkosa ? Waktu itu saya belum siap dengan jawaban untuk pertanyaan seperti itu, maka saya jawab saja : "ooh..  itu ada orang yang jahatin anak petempuan." Dia tanya lagi : "Iya, tapi jahatinnya gimana ?  kok ada terus di berita ?'

Aduuuh.... bingung saya jelasinnya. "Ya dijahatin gitu, dicium-cium sama dipeluk-peluk." kata saya. Eh..dia nyambung lagi : Ooh....begitu aja diberitain terus, cuman diperkosa doang....."
Kalau kalian ada di posisi saya, mau jawab apa coba ? Saya kan ibu rumah tangga biasa, kalau saya seorang psikolog anak pasti tahu jawabannya.

Sejak itu saya jadi rajin membaca tentang cara menghindarkan anak dari bahaya predator. Anak-anak perempuan saya sudah bosan berkali-kali saya beri tahu tentang hal ini. Anak paling kecil saya yang waktu itu masih sekolah TK sampai bilang : "Iya ibuuu...  udah tau, udah tau. Jangan mau diajak ngomong, jangan mau dikasih makanan, jangan mau dipegang-pegang." Capek deh ngajarin anak biar curiga sama penjahat.

Kita bisa saja menyuruh anak menghindar dari orang yang baru dikenal, yang mencurigakan, yang mungkin punya niat jahat. Kenyataannya, pelaku pencabulan terhadap anak kebanyakan adalah orang-orang yang dikenal dekat bahkan banyak juga akrab dengan  ayah dan ibu mereka.

Saya punya pengalaman seperti itu. Sudah berusaha keras membentengi anak, masih terjadi juga yang saya takutkan. Anak perempuan saya pernah mengalami pelecehan dari orang yang kami kenal sangat dekat, alhamdulillah Allah masih melindungi sehingga cepat kami ketahui sebelum terjadi sesuatu yang mengerikan. 

Saya bisa merasakan ketakutan dan perasaan tidak berdaya seorang anak ketika mengalami hal itu. Saya juga tidak bisa menyalahkan anak saya karena ketidak tahuannya akan adanya orang yang biasanya sangat baik bisa berbuat jahat.

Saya hanya ingin berbagi supaya kita tidak pernah melonggarkan pengawasan terhadap anak. Bangun juga suasana diskusi yang akrab dengan anak supaya dia tidak malu dan risih menbicarakan hal-hal seperti itu.

Saya tidak ingin mengajarkan cara-cara canggih untuk menghindarkan anak dari predator karena informasi semacam itu bisa didapat dengan mudah dari televisi, koran, majalah atau internet. Selalu waspada terhadap predator anak, karena mereka bisa terbungkus dalam wujud orang-orang yang harus dihormati dan tidak mungkin dicurigai seperti : tetangga atau famili yang lebih tua, guru sekolah, guru les, bahkan guru mengaji !!!

_________________________________________

BAGIAN II

Astaghfirullahaladziiim........hanya itu yang bisa saya ucapkan berkali-kali ketika membaca berita di harian Warta Kota. Ada kejadian di Kecamatan Rumpin, Bogor yang sangat memilukan. Seorang anak perempuan beumur 8 tahun dicabuli dan diduga diperkosa oleh 6 orang anak laki-laki berusia antara 6-8 tahun.

Kalau di tulisan saya sebelumnya saya mengajak kalian untuk waspada terhadap orang-orang yang dekat dengan kita yang berusia lebih tua dari anak kita, ternyata saya salaaah. Kejadian di Bogor ini membuktikan bahwa teman seusia juga bisa berbahaya.

Dalam berita itu disebutkan bahwa tadinya si anak perempuan ini sedang bermain dengan kedua temannya. Tiba-tiba datang 2 anak laki-laki menarik tangan si anak perempuan dan membawanya ke dekat kandang kambing.

Di lokasi ini diduga telah terjadi pemerkosaan oleh 6 orang anak laki-laki terhadap anak perempuan tersebut. Anak perempuan ini baru menceritakan kejadian yang dialaminya seminggu kemudian dan orang tuanya langsung melaporkan ke Polisi.

Setelah diselidiki dan berdasarkan keterangan saksi, ternyata anak-anak laiki-laki ini terpengaruh oleh video mesum yang mereka tonton di rumah seorang laki-laki di kampung tersebut. Laki-laki ini berstatus duda, tinggal berdua dengan neneknya. Entah apa maksudnya mengumpulkan bocah-bocah ingusan di rumahnya dan mengajak mereka menonton video mesum bersama-sama.

Saya benar-benar speechless, tidak tahu harus berkata apa. Apakah kita harus mengajari anak perempuan kita untuk curiga kepada teman-temannya ? Apakah dia tahu apa yang akan dilakukan oleh teman-teman bermainnya ?

Walaupun ibu mereka sering mengajari mereka untuk berteriak, melawan atau jangan mau gampang saja diajak oleh orang lain, saya yakin anak perempuan ini belum sempat menyadari apa yang sedang terjadi.

Dia pasti dalam keadaan tidak berdaya dan tidak mungkin bisa melawan, Memang pelakunya masih anak-anak, tapi 6 orang ? Bagaimana bisa seorang gadis kecil melawan 6 anak laki-laki yang sedang dikuasai bujukan setan berkat video yang mereka tonton ?

Bayangkan bagaimana tertekan dan menderitanya gadis kecil korban perkosaan itu karena mengalami hal yang tidak diduganya akan dilakukan oleh teman-teman bermainnya? Selama seminggu ia memendam semua kesedihan dan rasa tidak berdayanya sendirian sebelum berani menceritakan kepada orang tuanya. 

Seringkali kejadian seperti ini akan meninbulkan trauma berkepanjangan pada anak dan tidak akan dilupakannya seumur hidup.

Bagaimana dengan para pelaku yang masih anak-anak ? Bukankah mereka juga merupakan korban dari kejahatan seorang psycho yang mendapatkan kesenangan dengan mengajak anak-anak menonton video porno.

Bagaimana dampaknya terhadap orang tua mereka yang dihujat dan dijauhi oleh orang sekitar karena perilaku anak-anak mereka ? Mungkin juga para tetangga telah melarang anak-anak mereka untuk berteman dengan keenam anak laki-laki itu.

Bisa kita lihat bagaimana menyeramkannya pengaruh dari gawai yang ditonton oleh anak-anak. Menjadi pelajaran juga bagi kita untuk selalu waspada terhadap adanya seorang laki-laki dewasa yang suka mengajak anak-anak ke rumahnya atau ke tempat lain. Biasanya orang ini berkepribadian menyenangkan, sabar, pemurah dan membuat anak-anak nyaman bersamanya.

Seringkali dalam kejadian seperti ini orang-orang kampung terkejut mendapati kenyataan bahwa ada orang di kampung itu yang berkelakuan bejat. Orang kampung selalu mengenal orang tersebut sebagai orang yang baik, sopan dan rajin bersosialisasi.

Jika dalam kejadian diatas anak-anak laki-laki menjadi korban dari seorang jahat, bukan tidak mungkin pada kejadian lain anak-anak menonton video mesum dari gawai milik orang tua mereka.  Kita kan tidak mungkin mengawasi mereka selama 24 jam.

Saya tidak ingin mengajarkan kalian untuk melakukan pencegahan agar anak-anak kalian baik laki-laki atau perempuan terhindar dari kejadian seperti itu karena sampai saat ini saya juga tidak tahu harus bagaimana.

Kejadian-kejadian pelecehan seksual kepada anak baik laki-laki atau perempuan telah semakin mengerikan belakangan ini. Saya hanya ingin berbagi supaya kita terus belajar agar mempunyai cara yang tepat untuk menjaga anak kita.

Yang lebih penting lagi, selalu dekatkan hubungan kita dengan anak-anak. Dengarkan keluh kesah dan cerita mereka, betapapun tidak pentingnya cerita itu bagi kita. Semoga Allah selalu melindungi anak-anak kita dari predator anak disekitar kita.
.

Komentar