Siapa yang bekerja paling pagi dan paling jarang libur?

Semua orang yang bekerja pasti punya hari libur. Pegawai kantoran mendapat libur di hari Sabtu dan Minggu. Pelayan toko, supermarket atau restoran juga mendapat jatah libur setiap minggu, meskipun bukan hari Sabtu dan Minggu.

Bagaimana dengan pegawai hotel, rumah sakit atau petugas penjaga loket di jalan tol? Mereka juga mendapat libur secara bergiliran setiap minggunya. Tentu saja tidak bisa memilih libur  di akhir minggu, karena pelayanan harus berjalan terus tak kenal Sabtu dan Minggu.

Bagaimana dengan pelaku usaha? Apakah mereka bisa memilih hari libur? Tentu saja. Tinggal pilih hari yang diinginkan lalu tulis besar-besar di depan tempat usaha mereka dengan tulisan "TUTUP".

Lalu siapa yang punya hari libur paling sedikit dan sama sekali tidak bisa memilih? Waktu mulai bekerja mereka juga paling pagi yaitu langsung sesudah sholat Subuh. Ada yang bisa menebak? Ya, benar. Mereka adalah orang-orang yang sangat dekat dengan kita, yaitu tukang  koran.

Mereka berangkat saat hari masih gelap. Mengantar koran dari rumah ke rumah, supaya bapak-bapak masih sempat membaca koran sebelum berangkat ke kantor. Terlambat sedikit, bisa kena omelan. Ada bapak-bapak yang terlambat mendapat koran di pagi hari lalu melemparkan koran itu ke wajah si tukang koran.

Apakah mereka bisa berlibur di akhir minggu? Tentu tidak, karena koran dan tabloid juga terbit di hari Sabtu dan Minggu. Jadi kapan mereka bisa libur? Hanya kalau ada tanggal merah di kalender atau hari-hari libur nasional, saat koran tidak terbit. Tahun 2019 ini, ada 16 hari libur nasional.

Sedikit sekali, ya? Itupun tidak bisa memilih. Memangnya pelanggan mau mengerti kalau koran tidak diantar? Selain harus berangkat  subuh-subuh, mereka juga harus siap bekerja dalam segala cuaca. Bukankah  tidak mungkin menunggu hujan reda sampai siang hari baru mengantar koran? Bisa-bisa mereka dipecat oleh agen.

Dengan beban kerja seperti itu, tukang koran tidak pernah mengeluh. Mereka menjalaninya saja dengan ikhlas. Sudah cukup senang jika bisa ikut membaca berita-berita yang ada di koran.  Kalau tidak percaya, coba saja ajak mereka bicara tentang berita-berita up to date yang ada di koran, pasti mereka tahu. Paling tidak, mereka membaca halaman depan dari koran-koran itu.

Adakah yang bisa kita lakukan untuk tidak menambah berat beban mereka? Pasti ada. Mungkin dengan bertoleransi jika sekali-sekali mereka terlambat mengantar koran.

Untuk yang membeli koran setiap hari ataupun yang berlangganan, bisa juga dengan tidak membiarkan mereka menunggu terlalu  lama saat mengantar koran dan meminta bayaran. Sedikit kepedulian kita akan sangat berarti bagi mereka.

Komentar

  1. Suka banget tulisannya mba :)
    Bener ya, kadang hal-hal 'kecil' luput dari perhatian kita.
    Seperti tukang koran yang mungkin gak dinanti lagi oleh banyak orang seperti dulu.
    tapi mereka terus bekerja bahkan tanpa ada hari libur huhuhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini juga saya baru baca. Makasih ya Mbak Rey udah mampir ke blog saya yang jarang diisi ...

      Hapus

Posting Komentar