AYO BERBURU PAKAIAN MURAH BERMERK DI PASAR SENEN

Kemana tujuan kalian jika ingin mencari pakaian bagus dengan harga murah? Coba saja datang ke Pasar Senen, yang sudah terkenal sejak lama sebagai salah satu pusat penjualan pakaian bekas impor di Jakarta.

Pakaian yang dijual sangat beragam  Ada berbagai merk celana jeans, kaus impor, jaket, sweater, jas sampai seprai dan bed cover. Harganya cukup murah dan bisa ditawar. Pakaian-pakaian ini didatangkan dari Singapura, Korea dan Jepang. Penjualnya membeli dalam bentuk bal (karung). Setelah disortir barulah mereka menjualnya kepada pelanggan.

Pasar baju bekas di Senen ini sudah berkali-kali berpindah tempat. Pertama sekali pedagangnya berjualan di area parkir depan blok III yang jika malam hari digunakan untuk berjualan kue subuh. Setelah itu mereka dipindahkan ke sebuah gedung bertingkat bekas Ramayana Department Store. Cukup lama mereka berjualan di gedung itu sebelum akhirnya pindah lagi ke gedung sebelahnya.

Saat Pasar Senen mengalami kebakaran hebat awal tahun ini, pedagang baju bekas mulai terpencar-pencar. Sebagian berjualan di bawah jembatan layang dan yang lainnya di blok V.

Saat masih berjualan di gedung bekas Ramayana, keadaannya lebih enak. Lapak-lapak penjualnya sangat penuh dan rapat-rapat. Baru masuk saja kita sudah disuguhi dengan pemandangan tumpukan pakaian yang menggunung di meja-meja besar dan bergantungan di bagian atas dan dinding toko.

Harga pakaian di meja sangatlah murah. Berbagai rok, celana pendek, blus, kaus dan kemeja hanya 5 ribu dan 10 ribu per potong. Yang digantung dihargai antara 20 ribu sampai 50 ribu per potong. Ada juga pakaian-pakaian bermerk yang dihargai di atas 50 ribu. Celana jeans juga sangat banyak, dengan harga hampir sama dengan pakaian lain.

Pakaian anak-anak juga tidak kalah banyak. Modelnya cantik dan lucu-lucu. Saat ikut memilih-milih pakaian anak bersama ibu-ibu lainnya, saya melihat bahwa banyak pakaian yang benar-benar bagus seperti yang ada di pertokoan besar, hanya saja terlihat lusuh karena teraduk-aduk di dalam tumpukan.

Berbelanja di tempat ini bisa membuat kita lupa diri dan ingin terus menambah belanjaan, padahal suasana sangat tidak nyaman. Gedung bertingkat dan tertutup itu tidak dilengkapi dengan pendingin ruangan, ditambah dengan pengunjung yang sangat ramai membuat udara menjadi semakin panas.

Ada hal-hal lucu yang saya temui saat berbelanja di sana. Abang-abang penjualnya saling bercanda satu sama lain, meledek dan berbalas pantun. Ada istilah rojali (rombongan jarang beli) untuk pengunjung yang hanya melihat-lihat saja. Ada juga yang berteriak seperti ini, "Ayo Bu, ayo Kak, dipilih bajunya. Tadi artis Desy Rantangnasi juga habis belanja di sini." Suara mereka sangat berisik, mengganggu konsentrasi orang-orang yang sedang bersemangat memilih.

Suasana yang panas menyebabkan pemilik toko banyak yang tidak memakai baju saat berjualan. Di sebuah toko, saya dan 3 orang ibu lainnya sedang serius mengobrak-abrik tumpukan pakaian anak-anak dengan semangat. Penjualnya yang tidak memakai baju sedang merapikan tumpukan pakaian lainnya.

Saya sudah mendapat 3 potong celana jeans anak dan merasa tidak sanggup lagi menahan hawa panas di dalam toko. Seorang Ibu di depan saya yang sudah mendapat beberapa  potong pakaian berkata, "Aduh, udah dulu deh, segini aja. Nggak kuat ih, panas banget!" Ibu di sebelahnya menimpali, "Iya, saya juga nggak kuat. Padahal masih pingin milih-milih." Saya juga mulai tidak tahan dan mengipas-ngipas.

Ibu-ibu itu terus mengeluh tapi tangan mereka masih saja tidak berhenti membolak-balik pakaian yang menggunung. Abang penjualnya rupanya memperhatikan kami dan berkomentar, "Yak, terus saja dipilih dipilih, Ibu-ibu. Yang merasa tidak kuat, lambaikan tangan." Ada-ada saja. Persis seperti acara uji nyali di televisi.

Selain pakaian, di tempat ini juga menjual tas, sandal dan sepatu, sarung bantal kursi, seprai, taplak meja dan bed cover berbagai jenis bahan dan ukuran. Saya berhasil mendapat sebuah bed cover besar dengan harga di bawah 100 ribu, padahal harga barunya bisa di atas 500 ribu. Saya sih tidak terlalu peduli pada merk-merk pakaian dan hanya membeli pakaian yang saya suka. Menurut teman-teman yang sering berburu pakaian bermerk, di tempat ini mrreka sering mendapatkan barang-barang bermerk yang asli, bukan KW.

Bagaimana kiat sukses membeli pakaian di sana? Kuncinya hanya satu, yaitu sabar. Sabar memilih pakaian yang bagus, tidak ada cacat, noda ataupun robek. Sabar juga mendengarkan teriakan abang-abang yang bersahut-sahutan.

Setelah membeli pakaian di sana, jangan lupa untuk langsung merendamnya dengan air panas dan detergen. Ini penting untuk menghilangkan bakteri pada pakaian yang mungkin terbawa dari negara asalnya.

#14HariNulisNonFiksi
#Day6



Komentar

  1. Di daerah saya nama pakain second seperti ini sering kami sebut " Pakaian BJ, Mbak...

    Kualitasnya masih bagus kok, harganya cukup miring, sehingga ngak bikin dompet jadi Pingsan, hahahah..........

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tuan blog kayaknya sedang sibuk di pasar senen yah.... ? soalnya koment gue dianggurin, dicuekin, mungkin bentar lagi bakal di delete, hahahah....#peace Mbak.

      Hapus
    2. yg punya blog Lagi ngejar setoran 14 artikel kang, + persiapan lebaran hahaha

      Hapus
  2. Ya Allah, saya baru baca kalo Kang Nata ama Kotanopan komen di blog saya ini. Maapin ya, saya emang masih belajar nulis di blog, banyak belum ngertinya. Percaya deh, bukan disengaja atau karena lagi ngejar setoran. Besok-besok kalo abis nulis di blog bakal saya pantau terus. Pasti nggak percaya kan? Masa ada orang yang abis nulis di blog sendiri terus ditinggal begitu aja ...😊😊

    BalasHapus
  3. Di tempat ortu saya juga ada yang jualan gini mba, namanya RB atau rombengan.
    Kakak saya paling senang berburu pakaian gini, dia bisa dapetin pakaian jenis jeans buat anak-anaknya yang kualitasnya bagus, tapi murmer banget.
    Bahkan saya pernah diajak dan dapat sweater buat si kakak harganya 8 ribu padahal awet sampai sekarang.
    keren deh pokoknya, asal pandai nyarinya dan pandai nawarnya, kakak saya tuh pinter banget nawar dan lincah nyarinya, kalau saya keburu capek hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang di Senen ini mah susah ditawar, kalo beli banyak juga cuman dikurangin sedikit. Sekarang barangnya udah jauh berkurang, tambah mahal lagi. Dulu waktu tempat jualannya masih kumuh dan gerah, barangnya lebih bagus-bagus. Kalo baju anak sih masih banyak juga yang bagus-bagus dibanding baju dewasa. Belanja baju seken ini emang modalnya sabar dan jangan keburu-buru. Satu lagi, musti tebelin kuping denger abang-abang yang jualan pada teriak-teriak sahut-sahutan ...

      Hapus

Posting Komentar