Sebuah Sudut di Pasar Jatinegara

Guide Pasar, Hari Pertama

Halooo teman-teman,

Siapa yang suka berlibur   ke tempat wisata yang indah-indah? Pasti banyak dong ya, apalagi kalau perginya bersama keluarga tercinta atau teman-teman satu gank yang biasa ngumpul dan ngakak bareng.  
ke mana tujan wisata kalian? Ke pantai, gunung atau ke tempat-tempat bersejarah seperti candi dan museum?

Kali ini saya akan mengajak kalian berwisata ke tempat yang berbeda dari biasa, tapi emak-emak bangets. Ke mana tuh? Ada yang bisa nebak? Pastinya tempat wisata yang favorit banget buat saya, yaitu pasar. Jangan salah ya,  pasar, bukan mal atau pusat perbelanjaan besar yang harga barang-barangnya nggak terjangkau. Akhirnya kita cuma bisa melihat dengan iri setiap lewat di depan etalase toko pakaian, sepatu atau tas-tas bermerk yang harganya bisa menghabiskan gaji sebulan atau uang hasil terima pesanan kue berpuluh-puluh stoples menjelang lebaran (eh ... kenapa jadi curhat? 😊😊).

Ada satu prrofesi yang kepigin banget saya jalani, yaitu menjadi pemandu wisata atau guide untuk mengantar para turis yang ingin menjelajahi pasar-pasar di Jakarta. Karena cita-cita itu  belum kesampaian sampai sekarang, maka sebagai gantinya saya akan mengajak kalian berwisata dengan menjelajahi sejumlah pasar di Jakarta melalui tulisan di linimasa saya selama 14 hari, mulai sekarang.

Kalau ada bapak-bapak yang ikut baca tulisan saya, ada sedikit peringatan untuk kalian. Berhati-hatilah karena tulisan itu mengandung ajakan bagi para emak untuk mblusuk-blusuk di berbagai pasar, yang sangat mungkin akan menguras isi kantong anda ...😊😊😊

Bagaimana teman-teman? Siap untuk ikut berpetualang?  Yuuuk ... langsung meluncur ke TKP ...

Hari Pertama

Sebuah Sudut di Pasar Jatinegara

Pasar Jatinegara adalah salah satu pusat grosir yang cukup legendaris di Jakarta. Letaknya di Jakarta Timur, tepatnya di jalan Urip Sumoharjo, dekat dengan terminal bus Kampung Melayu. Bangunan utamanya yang bertulisan besar "Pasar Balimester Jatinegara' terdiri atas lima lantai.

Pasar ini adalah salah satu yang paling komplit di Jakarta. Bagaimana tidak ? Kita bisa berbelanja pakaian, sepatu, tas dan perabot rumah tangga sambil pulangnya menenteng daging, ikan dan sayuran segar.

Banyak orang datang ke sana untuk membeli barang dalam jumlah besar untuk dijual lagi.  Tentu saja dengan harga grosir yang cukup murah. Dalam bangunan utama yang lima lantai, kita bisa membeli berbagai jenis pakaian pria dan wanita, seprei, selimut, perlengkapan bayi, sepatu, tas, dan masih banyak lagi.

Di lantai dasar pasar ini kita bisa membeli berbagai jenis barang. Paling dominan adalah toko suvenir perkawinan yang sangat banyak dengan berbagai model suvenir yang cantik dan imut-imut dengan harga relatif murah.

Kita akan dibuat bingung dengan ratusan pilihan jenis suvenir, benar-benar surga bagi calon pengantin. Selain toko-toko suvenir, ada juga toko-toko yang menjual tas, sepatu, alat-alat jahit dan rajut, aksesori, bahan-bahan kue. Pasar ikan, daging dan sayuran juga menempati sebagian lantai dasar yang sangat luas ini.

Dari sekian banyaknya toko kue di lantai dasar ini, ada satu yang sangat menarik perhatian dan wajib hukumnya, harus kalian kunjungi jika ke Pasar Jatinegara.
Toko itu terletak di salah satu sudut di lantai dasar, persis sebelah toko plastik besar bernama "Laba-laba". Kebetulan saya mau membeli stoples di toko plastik itu dan melihat keseruan disana.

Toko kuenya lumayan besar, terbuka, dengan beberapa pelayan. Deretan dan susunan toples kue besar-besar mengisi seluruh dinding toko. Jenis kue yang dijual sangat buanyaaak,, mulai dari kuker lebaran seperti nastar, kastengel,  putri salju, sagu keju, coklat  choco crunch dan lidah kucing sanpai aneka cemilan seperti kacang mete goreng, cheese stick dan macam-macam keripik.

Ada juga makanan anak-anak seperti permen yuppy, permen coklat, dan masih banyak lagi.  Engkoh pemilik toko duduk menghadapi mesin kasir, di depannya terlihat deretan dan susunan stoples kue yang lebih hebat lagi. 

Tinggal bilang saja mau kue apa yang harga berapa. Misalnya nastar, ada nastar premium/super (yang paling mahal), nastar roombutter, nastar biasa, semua jenis nastar ada.Itu juga berlaku untuk kue-kue lain. Pada hari-hari biasa, cukup menyenangkan belanja di toko ini. Bebas icip-icip semua jenis kue sambil ngobrol dengan sesama pembeli yang lebih berpengalaman.

Di toko ini, saat membahas soal rasa dan harga kue, pembeli yang tidak saling mengenal bisa langsung mengobrol dengan akrab dan bertukar informasi tentang kue mana yang paling enak.

Menjelang lebaran, bukan begitu keadaannya. Pembeli yang berdiri di depan deretan stoples-stoples besar sangat  banyak,  berjajar ke samping dan berbaris sampai 3 - 4 baris ke belakang !  Meskipun pelayan toko yang memakai seragam cukup banyak, mereka terlihat kewalahan melayani serbuan ibu-ibu pembel kue yang minta cepat dilayani.  Apalagi, banyak juga yang membeli dalam jumlah besar untuk dijual lagi.

Yang lebih parah,  tidak ada aturan siapa yang duluan dan belakangan. Masih lebih enak antre di  Puskesmas,  ada nomor antreannya. Di toko ini, kalau punya suara kurang keras dan kurang puna nyali untuk merangsek maju, entah kapan baru bisa dilayani. Yang ada di baris belakang, hanya memandang tak berdaya ke depan.

Untung saya bukan salah satunya, karena rasanya bakal mundur duluan kalau harus berjuang mengalahkan ibu-ibu yang sedang berebut maju dengan semangat 45. Pernah terpikir untuk sekedar mengambil foto atau memvideokan suasana huru hara di toko itu dan membagikannya di facebook,  tapi saya urungkan. Takut kalau ada ibu-ibu yang tidak terima wajahnya ada dalam foto atau video kemudian melaporkan saya kepada yang berwajib.

Ingin merasakan sensasi berebut kue di toko itu atau ingin memilih kue dengan tenang tanpa huru-hara? Saran saya, datanglah saat toko itu baru buka sekitar jam 8 di pagi hari, sebelum datang rombongan ibu-ibu pejuang kue.











Komentar

  1. membayangkan berbagai varian cemilannya,jd pingin ikutan beli. namun mmbayangkan usel2annya, jadi ingin mundur teratur saja, sepertinya sy tak berbakat menjadi pembeli di sana hehe 🤣 terima kasih intonya mb ^^

    BalasHapus
  2. Belum pernah ke sini krn dah jiper sama macetny mb wkkk
    Trnyata mayan lengkap juga ya

    BalasHapus
  3. Sering ke sini, terutama ke toko plastiknya

    BalasHapus
  4. Membayangkan perjuangan buat bisa dapet perhatian pelayannya aja saya rasanya ciut buat belanja di sana, apalagi saat puasa. Hehehe...

    BalasHapus
  5. Meski, usel uselan, belanja di pasar sejenis ini tetap mengasyikkan ya, mbak.

    BalasHapus
  6. Rameeeee banget. Saya tuh kalau udah liat ramenya pasar udah mlipir duluan. Pusing liat rame.

    BalasHapus
  7. jaman nyiapin aneka printilan jelang nikah dulu, wara-wiri ke jatinegara nih akuuu, salah satu pasar favorittt

    BalasHapus
  8. Belanja yang butuh perjuangan dan banyak sensasi ya hihi...

    BalasHapus
  9. Wah, crowded banget kayaknya, ya. Kalau di Bandung, mungkin sama kayak Pasar Baru kali, ya.

    BalasHapus
  10. Adikku sering ke sini. Katanua memang murah-murah ya, mba. Kalau kepasar suka bingung karena banyak yang jual. Hehe

    BalasHapus
  11. Ke pasar tradisional syukaaaa apalgi klu hrga murah2. Kemon2 aja wkwkwk

    BalasHapus
  12. Untung saya bukan salah satunya, karena rasanya bakal mundur duluan kalau harus berjuang mengalahkan ibu-ibu yang sedang berebut maju dengan semangat 45. Pernah terpikir untuk sekedar mengambil foto atau memvideokan suasana huru hara di toko itu dan membagikannya di facebook, tapi saya urungkan. Takut kalau ada ibu-ibu yang tidak terima wajahnya ada dalam foto atau video kemudian melaporkan saya kepada yang berwajib.

    Saya suka nih sama sikap ibu (Y)

    BalasHapus
  13. Ada namanya gang piring mba, ada 2 toko jual sanggul-sanggul. Inget jaman dulu koleksi sanggul buat salon ^_^

    BalasHapus
  14. Rame banget pasarnya ya Mbak. Apalagi di bulan ramadan menjelang lebaran ini. Eh boleh lah klu saya ke Jakarta nanti n pengen ke Pasar Jatinegara ini tinggal kontak mbak Este saja ya biar jadi tour guide saya, hehe

    BalasHapus
  15. Gils mbak, rame bettt!! Berapa kira kira omset per harinya ya?

    BalasHapus
  16. saya kepengen sekali bisnis souvenir, dan belanja di Jatinegara adalah idaman saya, persoalannya adalah berapakah tarif buat pemandu wisata-nya ?

    Pembayarannya pakai mata uang rupiah, atau pakai mata uang dollar ?? , semoga saja cuma pakai " Mata Uang terima kasih ". #alias gratess, hahaha.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini saya baru baca juga. Maap ya Kang Nata dirimu saya cuekin. Udah lama banget blog ini saya biarin sampe berdebu ...

      Hapus

Posting Komentar