Hai temans,
Adakah yang suka membuat kue-kue tradisionil? Kue jenis ini selalu abadi dan tak lekang oleh waktu. Walaupun banyak jenis kue yang sudah dimodifikasi, kue tradisionil dengan bentuk dan rasa yang asli masih tetap dicari. Semakin asli dan kuno, semakin banyak peminatnya.
Daerah Aceh mempunyai banyak sekali kue tradisionil. Kali ini saya ingin memperkenalkan satu jenis kue dari Aceh yang paling enak dan bergengsi, karena hanya dibuat untuk acara-acara tertentu, seperti saat lebaran, pesta perkawinan atau acara-acara adat lainnya.
Kue ini berbentuk bulat panjang kecil-kecil dan terbungkus oleh daun pisang muda (pucuk) sehingga warnanya sangat cantik. Kuenya sendiri terbuat dari pisang dan tepung ketan di bagian luar dan isian srikaya di bagian dalamnya.
Rasa kue ini sangat enak dan lembut. Saat digigit, isian srikayanya yang manis dan gurih akan bercampur dengan rasa pisang dan tepung ketan di bagian luarnya. Jika kalian tertarik untuk belajar membuatnya, silakan langsung simak resep di bawah ini.
Timphan isi Srkaya
Bahan kulit :
10 buah pisang raja yang tua dan matang (350 gr setelah dikupas)
200 cc santan kental
225 gr tepung ketan
Garam secukupnya
30 lembar daun pisang muda (pucuk) ukuran 15 x 15 cm
1 lembar plastik bening seukuran daun pisang
50 gr margarine atau 50 cc minyak goreng (saya menggunakan margarine)
1 buah piring makan dari beling
Bahan isi (srikaya) :
4 butir telur
175 cc santan kental matang
150 gr gula pasir
5 lembar daun pandan
5 lembar daun suji
¼ sdt adas manis halus
½ sdm terigu
Garam secukupnya
Cara membuat :
Buat isinya lebih dahulu. Potong-potong daun pandan dan suji lalu tumbuk kasar-kasar, tambahkan sebagian santan, peras dan saring. Bisa juga diblender dengan santan kental. Blender sebentar saja supaya daun tidak terlalu halus dan menjadi pahit. Peras santan yang sudah hijau, ukur kembali menjadi 175 cc. Cairkan terigu dengan sebagian santan lalu campurkan dengan seluruh santan. Tambahkan garam, aduk rata.
Kocok telur dengan gula sampai gula hancur, tambahkan santan hijau, adas manis halus dan garam. Kocok lagi sampai tercampur. Masukkan kedalam wadah plastik atau loyang lalu kukus sampai matang. Biarkan sampai dingin. Aduk-aduk dengan sendok supaya mudah diambil, tapi jangan terlalu hancur.
Potong-potong pisang menjadi 2 bagian, campurkan dengan santan dan garam. Masak sambil diaduk-aduk sampai pisang menjadi matang. Angkat dan dinginkan. Pindahkan ke dalam wadah yang besar, haluskan pisang (saya menggunakan batu ulekan yang dibungkus plastik). Masukkan tepung ketan sedikit demi sedikit. Uleni dengan tangan sampai bisa dibentuk. Jika terasa sudah pas maka tepung ketan tidak perlu dihabiskan. Adonan kulit timphan ini seharusnya memang agak lembek supaya lembut jika sudah matang. Bulat-bulatkan adonan kira-kira sebesar jeruk nipis ukuran kecil.
Ambil selembar daun, olesi dengan margarine atau minyak goreng ke seluruh bagian tengah daun. Letakkan sebuah bulatan adonan, lalu selembar platik bening diatasnya. Ambil piring makan, letakkan diatas plastik, tekan dengan kedua tangan sehingga adonan menjadi pipih agak tipis, lalu angkat piring dan plastiknya. Sendokkan adonan isi srikaya kira kira 1 sdm penuh, ratakan memanjang. Tutup kembali kulit timphan sampai seluruh isi tertutup. Bungkus dan rapikan daun sambil dipadatkan.
Timphan ini berbentuk bulat panjang, tidak pipih seperti kue pisang. Ukuran panjangnya adalah 8 - 10 cm dan lebarnya kira-kira 2 cm. Kukus timphan selama 10 menit, jika terlalu lama akan membuat daunnya agak keriting. Jika sudah matang semua, bersihkan satu persatu dengan serbet, tata dalam piring dengan daun dibiarkan panjang tidak dilipat.
Tips dan trik :
Kegagalan dalam membuat kue ini biasanya karena adonan yang terlalu keras karena terlalu banyak tepung atau isian srikaya yang terlalu lembek sehingga sulit untuk diisikan ke dalam adonan kulit.
Kue ini menggunakan daun pisang muda yang tidak ada di semua pasar. Untuk Jakarta bisa didapat di Pasar Minggu atau Pasar Senen.
Timphan ini mempunyai beberapa variasi, yaitu kulitnya bisa juga menggunakan labu kuning yang dikukus sebagai pengganti pisang. Bisa juga menggunakan nangka matang yang dikukus dan dihaluskan. Untuk campuran adonan kulit tetap menggunakan tepung ketan.
Isian dari timphan ini juga bukan hanya srikaya, melainkan bisa juga dari kelapa yang agak muda dimasak dengan gula putih (unti).
Adakah yang suka membuat kue-kue tradisionil? Kue jenis ini selalu abadi dan tak lekang oleh waktu. Walaupun banyak jenis kue yang sudah dimodifikasi, kue tradisionil dengan bentuk dan rasa yang asli masih tetap dicari. Semakin asli dan kuno, semakin banyak peminatnya.
Daerah Aceh mempunyai banyak sekali kue tradisionil. Kali ini saya ingin memperkenalkan satu jenis kue dari Aceh yang paling enak dan bergengsi, karena hanya dibuat untuk acara-acara tertentu, seperti saat lebaran, pesta perkawinan atau acara-acara adat lainnya.
Kue ini berbentuk bulat panjang kecil-kecil dan terbungkus oleh daun pisang muda (pucuk) sehingga warnanya sangat cantik. Kuenya sendiri terbuat dari pisang dan tepung ketan di bagian luar dan isian srikaya di bagian dalamnya.
Rasa kue ini sangat enak dan lembut. Saat digigit, isian srikayanya yang manis dan gurih akan bercampur dengan rasa pisang dan tepung ketan di bagian luarnya. Jika kalian tertarik untuk belajar membuatnya, silakan langsung simak resep di bawah ini.
Timphan isi Srkaya
Bahan kulit :
10 buah pisang raja yang tua dan matang (350 gr setelah dikupas)
200 cc santan kental
225 gr tepung ketan
Garam secukupnya
30 lembar daun pisang muda (pucuk) ukuran 15 x 15 cm
1 lembar plastik bening seukuran daun pisang
50 gr margarine atau 50 cc minyak goreng (saya menggunakan margarine)
1 buah piring makan dari beling
Bahan isi (srikaya) :
4 butir telur
175 cc santan kental matang
150 gr gula pasir
5 lembar daun pandan
5 lembar daun suji
¼ sdt adas manis halus
½ sdm terigu
Garam secukupnya
Cara membuat :
Buat isinya lebih dahulu. Potong-potong daun pandan dan suji lalu tumbuk kasar-kasar, tambahkan sebagian santan, peras dan saring. Bisa juga diblender dengan santan kental. Blender sebentar saja supaya daun tidak terlalu halus dan menjadi pahit. Peras santan yang sudah hijau, ukur kembali menjadi 175 cc. Cairkan terigu dengan sebagian santan lalu campurkan dengan seluruh santan. Tambahkan garam, aduk rata.
Kocok telur dengan gula sampai gula hancur, tambahkan santan hijau, adas manis halus dan garam. Kocok lagi sampai tercampur. Masukkan kedalam wadah plastik atau loyang lalu kukus sampai matang. Biarkan sampai dingin. Aduk-aduk dengan sendok supaya mudah diambil, tapi jangan terlalu hancur.
Potong-potong pisang menjadi 2 bagian, campurkan dengan santan dan garam. Masak sambil diaduk-aduk sampai pisang menjadi matang. Angkat dan dinginkan. Pindahkan ke dalam wadah yang besar, haluskan pisang (saya menggunakan batu ulekan yang dibungkus plastik). Masukkan tepung ketan sedikit demi sedikit. Uleni dengan tangan sampai bisa dibentuk. Jika terasa sudah pas maka tepung ketan tidak perlu dihabiskan. Adonan kulit timphan ini seharusnya memang agak lembek supaya lembut jika sudah matang. Bulat-bulatkan adonan kira-kira sebesar jeruk nipis ukuran kecil.
Ambil selembar daun, olesi dengan margarine atau minyak goreng ke seluruh bagian tengah daun. Letakkan sebuah bulatan adonan, lalu selembar platik bening diatasnya. Ambil piring makan, letakkan diatas plastik, tekan dengan kedua tangan sehingga adonan menjadi pipih agak tipis, lalu angkat piring dan plastiknya. Sendokkan adonan isi srikaya kira kira 1 sdm penuh, ratakan memanjang. Tutup kembali kulit timphan sampai seluruh isi tertutup. Bungkus dan rapikan daun sambil dipadatkan.
Timphan ini berbentuk bulat panjang, tidak pipih seperti kue pisang. Ukuran panjangnya adalah 8 - 10 cm dan lebarnya kira-kira 2 cm. Kukus timphan selama 10 menit, jika terlalu lama akan membuat daunnya agak keriting. Jika sudah matang semua, bersihkan satu persatu dengan serbet, tata dalam piring dengan daun dibiarkan panjang tidak dilipat.
Tips dan trik :
Kegagalan dalam membuat kue ini biasanya karena adonan yang terlalu keras karena terlalu banyak tepung atau isian srikaya yang terlalu lembek sehingga sulit untuk diisikan ke dalam adonan kulit.
Kue ini menggunakan daun pisang muda yang tidak ada di semua pasar. Untuk Jakarta bisa didapat di Pasar Minggu atau Pasar Senen.
Timphan ini mempunyai beberapa variasi, yaitu kulitnya bisa juga menggunakan labu kuning yang dikukus sebagai pengganti pisang. Bisa juga menggunakan nangka matang yang dikukus dan dihaluskan. Untuk campuran adonan kulit tetap menggunakan tepung ketan.
Isian dari timphan ini juga bukan hanya srikaya, melainkan bisa juga dari kelapa yang agak muda dimasak dengan gula putih (unti).
Komentar
Posting Komentar